Senin, 26 Juli 2010

BERKUNJUNG KE RUMAH TOM dan TEMANNYA (22072010 - 25072010)

Weekend ini rencana kita akan berkunjung ke kampung halaman si tom, raja orang utan di Tanjung Puting, Kumai, Kalimantan Tengah sebagai pengganti pendahulunya kosasih.

Ya… kurang lebih 2 bulan lalu trip ini direncanakan. Personil pun silih berganti. Beberapa masih belum ada kepastian. Dan akhirnya deadline pun sudah hampir tiba. 22 orang kita akan berangkat kesana. Tapi sayang, 3 orang temanku tidak bisa ikut. Ratih tidak bisa ikut dikarenakan ternyata HB-nya rendah (mungkin dikarenakan kaget waktu dia menerima TV 21”) akhirnya dia digantikan oleh A she. Nuniek juga tidak bisa ikut dikarenakan HB-nya rendah pula. Lily Gandakusuma tidak bisa dikarenakan mendadak mendapatkan pekerjaan yang harus diselesaikan.

20 orang kita akan berangkat kesana. 1 orang kawanku berangkat dari Banjarmasin. Sedangkan yang lain berangkat dari Jakarta, tapi dengan pesawat yang berbeda. Ada yang terbang di siang hari dan ada pula yang malam hari. Dan aku memilih pesawat yang malam hari agar paginya masih dapat bekerja pula.

Jam 22.00 akhirnya kita berkumpul semua di bandara Tjilik Ruwit, Palangkaraya setelah 1 ½ jam aku terbang di angkasa. Dan kita akan meneruskan pula dengan perjalanan darat selama 12 jam. Jalur yang akan kita tempuh palangkaraya – sampit – pangkalan bun – kumai. Bus yang kita naiki ternyata ala kadarnya. Apabila kita melewati lobang bagi aku yang dibelakang akan terbang, laksana sedang menonton pertunjukkan music rock :D. Selama dalam perjalanan 3 kali kita beristirahat, untuk sekedar makan malam, buang air kecil dan shalat bagi yang muslim.

Akhirnya kita sampai di kumai siang hari. Kapal yang akan kita naiki untuk keliling di tanjung puting pun telah tersedia. Siap-siap, dan tak lupa sebelum berangkat kita makan siang (maklum sudah lumayan lapar).

Sekitar jam 2 siang akhirnya kita berangkat untuk menyusuri tanjung puting. Tujuan yang pertama akan kita kunjungi adalah tanjung harapan. Jadwal memberi makan disana sekitar pukul 3 sore. Mudah-mudahan kita akan dapat melihatnya. Begitu takjub ketika kita menyusuri sungai, kiri dan kanan hutan. Akses untuk kesana hanya satu, yaitu transportasi laut saja.

Akhirnya kita sampai juga di tanjung harapan. Sampai sana kita terburu-buru, dikarenakan waktu memberi makan orang hutan sudah dimulai. Bergegas kita kesana. Akhirnya kita berkesempatan melihatnya, tapi sayang hanya seekor orang hutan saja yang turun untuk mengambil makanan yang diberikan. Mungkin memang belum nasib baik untuk kita semua. Tapi kita cukup menikmati melihat cara orang hutan tersebut mengambil makanan yang telah diberikan.

Akhirnya kita kembali ke kapal, tapi sangat disayangkan ada masalah terhadap kapal kita. Dengan sabar kita menunggu dan menanti. Untuk menghilangkan rasa jenuh kita bercanda agar bisa mencairkan suasana. Tawa silih berganti berkumandang dari kapal kita. Celetukan-celetukan dari kawan-kawan menghangatkan suasana, menambah keakraban kita. Tak terasa sore berganti malam, dan kapal belum tau apa yang rusak. Akhirnya jam 12 malam kurang teknisi kapal datang dari kumai, untuk mengecek… dan ternyata bahan bakar yang diisi dalam kapal kita solar campur. Di kuras, dan dites kembali, akhirnya mesin menyala. Senang rasanya. Dan akhirnya kita memutuskan untuk bermalam di tanjung harapan.

Jam 7 pagi kita sudah mulai melanjutkan kembali perjalanan. Berkunjung ke desa tanjung harapan untuk mencari guide terlebih dahulu, karena untuk mengunjungi camp leakey dan juga pondok tanggui harus memakai guide. Akhirnya kita mendapatkan guide, yaitu Pak Ata, salah satu senior disana dan sudah puluhan tahun bekerjan di camp leakey sebelum akhirnya memutuskan berhenti bekerja disana.

Tanjung tanggui, tujuan kita selanjutnya. 30 menit jalan yang akan kita tempuh ke dalam, menuju tempat pemberian makanan. Jalan yang kita tempuh menuju kesana cukup seru, Sekitar 200 meter kita harus menyusur dataran tinggi yang terendam dikarenakan sungai pasang. Disana kita cukup puas bisa melihat beberapa orang utan rebutan mengambil makanan.

Selanjutnya kita akan mengunjungi camp leakey. Sambil menyusuri sungai kita makan siang untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Alam yang disuguhkan begitu indah. Sesekali tampak orang utang yang melompat-lompat riang bergembira. Dan juga sempat melihat seekor anak buaya. Kita menyusuri sungai di waktu air sungai pasang, seandainya dalam keadaan kering kita akan menjumpai buaya yang sedang berjemur di pinggiran sungai. Sampai di camp leakey kita juga melihat orang utan yang menghampiri kapal, ingin meminta makanan atau sesekali mencoba untuk berinteraksi dengan manusia.

Kita turun dari kapal menuju camp leakey. Sebelum menuju ke tempat pemberian makan kita berencana mengujungi museum orang utan disana. Tapi tak disangka, begitu kita hampir mau tiba di museum kita melihat dua ekor orang hutan besar. Ternyata yang satu adalah Tom, rajanya orang utan di camp leakey yang berusia 26 tahun, setelah menang memperbutkan kekuasaan dengan kosasih, raja orang utan yang lalu yang sudah berusia 35 tahunan. Dan satu lagi adalah siswi, seekor primadona orang utan disana. (ternyata orang utan juga punya primadona ya. :D). Mereka sedang makan. Dan terkadang si siswi menyuapi si tom dengan tangannya. So romantis. Sambil mengamati mereka makan kita tak lupa photo di belakang mereka dengan jarak yang aman karena takut tiba-tiba kalau mereka marah. Tiba-tiba mereka bangkit dan jalan-jalan. Semua yang menonton dari arah yang akan dia lalui sontak berdiri dan memberikan mereka ruang untuk berjalan. Sisi penasaranku timbul, aku ikuti mereka dari belakang dengan jarak yang aman. Kagum aku melihat iringan jalan mereka. Si Tom jalan di depan, diikuti dengan si siswi dengan jarak sekitar 10 meteran. Dan apabila si tom berhenti, si siswi pun ikut berhenti, begitu sebaliknya apabila si tom berjalan si siswi pun ikut berjalan. Menuju ke dermaga mereka jalannya. Seandainya masih ada waktu ingin aku masih ingin mengikuti mereka. Akhirnya aku pun menuju museum, dan disana kawan-kawanku sudah mengitari. Melihat-lihat binatang apa saja yang berada di camp leakey. Dan ada juga silsilah keluarga orang utan disini. Ternyata orang utan pun mempunyai silsilah, begitu benakku dalam hati. Akhirnya kita menuju ke tempat pemberian makan orang utan di camp leakey. Jarak yang ditempuh kurang lebih hampir ½ jam. Lumayan. Tiba disana sudah ada beberapa orang utan dan anaknya sedang makan. Lucu. Dan tak lupa mengabadikan beberapa moment yang kita bisa dapat.

Waktu jua akhirnya yang membatasi kita. Padahal ingin beberapa waktu lagi ingin disana. Tenang dan damai suasana disana. Siap-siap untuk pulang menuju daratan di kumai. Sambil perahu berjalan kita pun mengantri mandi. Untuk air… jangan ditanya… :D

Sambil mengantri (dapet antrian terakhir… puffffffhhhh), aku menikmati detik-detik meninggalkan kawasan Tanjung Puting, Melihat danau dari balik pohon, yang kalau malam banyak sekali kunang-kunang berkumpul disana, kerlap kerlipnya seperti lampu jalan ibukota. Sesekali masih terdengar suara burung, orang hutan. Dan ketika hampir mendekati kawasan pondok wisata kita melihat bekantan yang sedang makan. Lucu. Sayang tidak bisa mengabadikannya dikarenakan keterbatasan alat yang aku bawa dan agak samar juga antara pohon dengan warna tubuh mereka. Sampai di kumai akhirnya kita sudah malam, sekitar jam 8 waktu setempat. Hampir satu jam menunggu bus yang akan mengantar kita kembali ke palangkaraya. Karena esok sore kita sudah akan pulang. Tak lupa kita mampir ke bukit batu dan jalan batam. Perjalanan yang menyenangkan selama di tanjung puting. Tapi sayang, yang tertarik akan ke sana kebanyakan orang asing. Hampir 80% lebih turis yang aku temui adalah orang luar negeri, sedangkan penduduk Indonesia aslinya hanya beberapa. Mungkin dipikiran mereka mahal menuju kesana atau waktu yang belum bisa atau fisik yang sudah tak sanggup. Padahal kita kesana dengan biaya minim tapi fasilitas yang di dapat lebih dari cukup, walaupun ada beberapa kendala kecil tapi tak mengurangi minat untuk ke sana.
*Julia Robert aja bisa kesana kenapa kita yang orang asli Indonesia tidak bisa kesana*.

Thanks to:
Ibunda tercinta: rangsumnya mak nyuss, ntar kalau jalan bikinin lagi ya
Anas: dah ngerange waktu dan mau repot buat kita-kita
Gerombolan si berat (mami, ifrah, dwi yanti, siapa lagi ya?): awas di lirik si tom yang lagi merinding
Yanti sn n onny: seriusan jadian sama si rocky? Cincinnya pake dunk… pasti keren. Poligami ya?
Niken: naksir sama kosasih ya mbak? :D
Ina: just kidding aja kok kita2… hehehe
Ago n istri: honeymoon yang ke berapa bang?
Vina n irwan: banyak banget euy bawaan pulangnya… 
Tini: tuch mata jadi keren bu… kayak pakai eye shadow… :D
Sita: wew… ibu yang satu ini tetep eksis… salam kenal ya bu… mudah2an bisa trip bareng lagi
Lilia: mau dunk gw kaosnya… 
Dolly n miftah: traktirannya belum y bu, awas lho kalau ketemu…. :D
a-she: last minute yang pentig eksis ya bu
septri: awas yach photo2 gw yang lg keren2nya di uplut… :D
ratih, nuniek, lily gan: cepat sembuh dan jangan sibuk2 yach biar bisa trip bareng

Kamis, 08 Juli 2010

SEPENGGAL KISAH DARI KRAKATAU

Tanggal 3 April 2010, jam 10 malam lebih. Tiba-tiba smsku berbunyi “Ji, tapi lho jadi ikut khan”, dari ridwan. Team Leader kami nanti saat akan ke krakatau dan panaitan. Refleks tanganku langsung mengetik balas “gw insyaAllah fix bos”. Dibalas juga olehnya. ”Ok.”

Rencana kita sudah dibuat semenjak dari bulan Oktober 2009 akan pergi mengunjungi Gunung Krakatau dan juga Pulau Panaitan (salah satu gugus kepulauan di Ujung Kulon). Akhirnya tanggal pun ditetapkan bahwa tanggal 1-4 April 2010 kita akan kesana.

Ragu-ragu sempat ada di hati beberapa kawanku. Antara iya atau tidak ikut kesana. Beberapa jam sebelum keberangkatan pun akhirnya yang tadi ragu akan ikut akhirnya ikut juga. Ya, akhirnya kita akan berangkat kesana juga. 21 orang total yang akan berangkat kesana. Ridwan sebagai team leader pun memberikan rencana perjalanan kita. Tak lupa sebelum keberangkatan kita pun berdoa agar diberikan keselamatan sampai tujuan dan pulangnya pun akan diberikan keselamatan pula oleh Sang Pencipta.

Carita – Krakatau – Panaitan – Peucang – Carita. Itulah rencana kita kesana. Malam pertama kita akan menginap di Carita, mendirikan tenda di malam kedua dan Peucang atau Panaitan pada malam ketiganya.

Jam 02.00 dinihari tanggal 2 April 2010 kita pun sampai di carita. Sesuai rencana kita akan menginap disini sebelum menyebrang ke pulau krakatau. Pembagian kamar pun telah ditentukan. Kita hanya menyewa 6 kamar untuk 21 orang. 2 kamar untuk laki-laki dan 4 kamar untuk wanita.

Jam 09.00 pagi tanggal 2 April 2010, kita akan menyebrang ke pulau rakata terlebih dahulu untuk melihat keindahan alam bawah laut dan juga menikmati pulau yang tak berpenghuni nan indah sebelum ke Gunung Krakatau dari dermaga carita.

Cuaca bersahabat dengan kita. Terima kasih Tuhan ungkap hati ini. Kita pun bisa menikmati rencana kita di pulau rakata, dan juga melihat biawak disana. Serta melihat dan menikmati keindahan bawah laut disana. Makan siang pun dilakukan disana pula. Menu sederhana tapi istimewa, cukup membuat lidah kita bergoyang. Memang Ridwan dan istri, team leader kita masakannya patut diacungkan jempol.

Petang menjelang sore kita pun beranjak menuju ke Gunung Krakatau, di perjalanan kita sering kali melihat lumba-lumba, tapi sayang kita tidak bisa melihatnya dari dekat. Tapi kita sudah cukup puas. Akhirnya tak selang berapa lama kita pun sampai di Gunung Krakatau. Mengambil gambar dan sekedar melepas lelah pun dilakukan oleh kita. Bagi yang kuat menanjak sampai dengan ke pos 8 pun dipersilahkan untuk dapat melihat lebih dekat Gunung Krakatau. Indah. Begitu indah pemandangan dari atas gunung krakatau, mengabadikan dalam bentuk gambar pun kita lakukan walaupun angin lumayan cukup kencang. Terima kasih Tuhan, akhirnya bisa menyaksiakan keindahanMU lagi.

Malam kedua kita akan bermalam di bawah kaki gunung krakatau. Mendirikan tenda, menyiapkan makan malam ataupun sekedar berenang di pantai kita lakukan. Langit begitu cerah ketika malam tiba, bintang bertaburan dimana-mana. Takjub, LukisanMU memang tiada duanya Tuhan. Entah jam berapa kita tertidur. Satu persatu akhirnya tak sanggup menahan kantuk.

Jam 02.00 dinihari tanggal 3 April 2010 langit cerah pun berubah jadi hujan lebat. Yang tidur diluar tenda pun segera merapikan alas, masuk ke dalam satu tenda besar. Kabut pun turun. Pulau di depan mata yang tadi terlihat akhirnya tertutup. Begitu lebat. Tapi tiba-tiba hujan berhenti kembali. Tidak berapa lama hujan lagi. Entah apa maksud dari semua ini. Kita tak tahu. Hanya Tuhan Sang Pencipta Yang Tahu Segalanya. Aku dan 2 orang temanku akhirnya tidak bisa tertidur kembali. Bermodalkan jas hujan kita menikmati hujan turun sambil membuat tempat berteduh dari terpal.

Jam 05.00 pagi. Kita bertiga memutuskan untuk ke kapal, untuk sekedar ingin membuat minuman hangat, dikarenakan kompor diletakkan disana. Tapi ternyata ketika kita bertiga sampai disana Lia, istri dari Ridwan sedang menyiapkan sarapan pagi. Akhirnya kita membantu apa yang bisa kita bantu. Tapi tak lupa kita pun membuat minuman penghangat untuk kita bertiga.

Usai sarapan pagi, kurang lebih jam 7 pagi cuaca masih hujan rintik-rintik. Tetapi Pak Arifin, kapten kapal kami pun bilang kepada Ridwan. ”Ayo, sekarang aja kita ke panaitannya. Kalau cuaca seperti ini biasanya laut bersahabat”. Ridwan pun menyetujui dan mengajak kita-kita untuk berkemas-kemas untuk melanjutkan perjalanan kita ke panaitan dan peucang.

Langit pun cerah tak berapa lama kita mulai lepas dari gunung krakatau. Senang. Senang kita akan ke panaitan. Tapi tak disangka hujan rintik pun mulai hinggap kembali. Posisi kita sudah di tengah laut. Ya Tuhan mudah-mudahan hanya sekedar hujan rintik saja, batin ini berkata. Ternyata air laut pun mulai tinggi diselingi ombak yang lumayan besar. Jangan panik ungkapku dalam hati. Kita bisa memohon tapi Tuhan juga yang menentukan. Ombak pun mulai tinggi. Salah satu kawanku waktu ke karimun pun mulai panik. Tak ingin kejadian karimun jawa terjadi lagi. Ombak tinggi menjadi teman perjalanan kita dalam perjalanan. Entah berapa do`a yang sudah dia ucapkan agar diberikan kesalamatan. Tak hanya dia, semuanya pun berdoa dalam hati kita masing-masing untuk keselamatan perjalanan ini. Adiknya Lia, istri Ridwan pun mulai mengalami kedinginan yang cukup membuat badannya gemetar. Tak sanggup melihatnya, aku pun memberikan sarung dan sebelumnya Ridwan menyuruh dia untuk mengguyur air bersih persedian kita untuk perjalanan ini. Akhirnya dia pun menuruti, mengganti bajunya dengan pakaian kering di dalam kapal. Dia pun beristirahat dalam kapal. Pak Arifin pun tetap waspada. Dengan wajah tenang dia tetap memegang kemudi kapal. Ayu pun berpindah tempat duduk. Wajah dan badanku entah berapa kali terkena cipratan ombak yang melintasi kapal ini. Hujan pun semakin lebat. Awan tiba berubah jadi kelabu.
Jarak pandang di depanpun tiba-tiba tertutup kabut. Hanya beberapa meter kita dapat melihat ke depan. Semakin kencang kita berdoa. Entah berapa puluh atau ratusan kali kita berdoa. Doa apa saja yang bisa kita baca kita baca dalam hati kita masing-masing. Salah satu temanku yang lain pun tiba-tiba kedinginan. Menggigil, matanya pun memerah. Untung jaketku terletak diluar. Akhirnya dia berpindah posisi tempat duduk dan memakai jaketku agar tidak terlalu kedinginan. Aku melihat dia berkomat-kamit tanpa henti. Tak terasa air matanya pun ikut berlinang. Akhirnya aku tau kenapa dia seperti itu ketika sudah selesai perjalanan bahwa dia melihat makhluk halus berbadan tinggi besar sedang menggoyang-goyangkan perahu kita. Pertama di belakangku sebelum dia pindah dan di Ridwan ketika dia berpindah tempat duduk. Seandainya dia cerita ketika dalam perjalanan entah apa yang terjadi.

Pak Arifin dengan tenang pun tetap masih megang kemudi kapal. Aku melihat Ridwan tak henti mulutnya berkomat-kamit mengucpakan doa. Aku pun berusaha membaca apa yang aku bisa. Ombak pun turus menerjang. Entah keberapa kali aku terkena pecahan ombak. Hujan pun tak mau reda. Langit pun semakin berwarna abu-abu. Jarak pandang pun mulai menipis. Ridwan pun melihat kondisi kita, satu persatu. Akhirnya dengan bijak dia berbicara ke Pak Arifin sang kapten kapal kita. Akhirnya diputuskan kita berbalik arah dan mencari pulau terdekat. Satu keputusan bijak dalam hati kita. Mudah-mudahan kita bisa segera merapat ke pulau terdekat. Pinta aku dalam hati kepada Tuhan, seperti teman-teman yang lain juga mengharapkan.

Ya... tak selang 30 menit kita akhirnya menemukan pulau terdekat, dan ternyata pulau itu pulau rakata. Pulau yang kita singgahi kemarin. Tapi dari sisi yang berbeda.Perlahan tapi pasti akhirnya kita mendarat. Cuaca memang sedang tidak jelas. Kejadian aneh di kapal yang dialami oleh temanku entah apa maksud dari semua itu. Sampai jaket Ridwan yang terikat erat pun dengan mudah terbawa angin dan jatuh ke laut entah kemana. Tuhan memang punya rencana yang lain, yang terbaik menurut kita belum tentu baik menurutNYA.

Akhirnya Ridwan memutuskan untuk malam terakhir kita akan menginap di daerah carita kembali dan kita akan menghabiskan waktu di tanjung lesung. Kita semua pun selamat sampai rumah kita masing-masing walaupun masih ada satu sisi penasaran seorang manusia, ingin menyaksikan keindahan alam panaitan. Semoga di lain kesempatan aku dapat menyaksikan keindahanNya di panaitan.

Loksado – Martapura – Riam Kanan – Pasar Terapung – Jembatan Barito – Banjarmasin

Ini adalah trip dadakan yang pernah aku ikut. Tanpa ada persiapan apapun, fisik maupun segala halnya. 2 hari sebelum keberangkat baru deal bahwa aku akan gabung dengan trip ini setelah sekian lama banyak pertimbangan.
Sempat putus asa ketika tiket di travel teman tidak bisa... mungkin sudah jalannya akhirnya teman2ku yang mengurusi... thanks all.... dari pembelian tiket hingga chek in di bandara. Lagi2 ada cobaan... ketika naik damri menuju bandara sanut ternyata jalan macet... parah... mungkin dikarenakan long weekend. Cuma bisa pasrah.... pesawat 18.20 entah bisa ke kejar atau tidak. Melihat jam dan arah perjalanan yang tidak sinkron. Sekali lagi pasrah, mungkin tidak dapet dikejar pesawat tersebut.. padahal sudah 2 jam-an aku berada di jalan tapi tidak kunjung akan sampai. Padahal normalnya hanya 1 jam saja kalau ke bandara dari rawamangun. Tapi sekali lagi mukjizatNYA. Pesawat ternyata delay 1 jam. Hati sedikit tenang... Dan akhirnya bisa kukejar juga.
Jam 20.00 waktu banjarmasih akhirnya aku sampai di bandara Syamsudin Noor. Di jemput oleh mobil yang kita sewa (kita pergi 21 orang, 2 dari Samarinda, 19 dari Jakarta) menuju hotel tempat kita akan menginap. Tapi mungkin karena sudah lelah, akhirnya kita memutuskan untuk menyantap masakan khas Banjarmasin.... itik bumbu merah dan ketupat kandangan serta nasi kuning. Lega..... kenyang.... begitu kita tiba di hotel.
Hari pertama. Pagi-pagi jam 8 kita chek out dari hotel untuk menuju tempat tujuan kita pertama, Loksado untuk bamboo rafting. Jarak tempuh dari hotel kita 4 jam. Lagi di tengah perjalanan kita menyantap ketupat kandangan di Kandangan. Jam 1 siang kita sampai di lokasi. Sudah tidak sabar untuk merasakan berbambu rafting. Satu perahu 3 orang dan 1 pemandu. Tak terbayangkan... Unik.... Selesai bambu rafting kita pergi ke air terjun kilat... Ehm.... aroma hutan dan gemercik air bikin hati dan pikiran tambah senang. Di tambah teman seperjalanan yang super heboh bin narsis.
Malam ini kita akan menginap di rumah salah satu penduduk Loksado asli keturunan dayak meratus... Zainal... thanks banget sudah menjadi tuan rumah yang baik. Malam hari acara perkenalan pun dilakukan. Seru... seru banget.... Oh iya... team leader kita pada trip kali ini adalah Anas dan Miftah. AM tour... begitu anak2 menjulukinya. Seperti burung berkicau tak pernah lelah Daisy... sang Mami terus membikin lawakan2 yang membikin hati semakin senang.
Jam 8 pagi kita sudah siap untuk melakukan tujun berikutnya... Air Terjun Haratai melalui jalur penduduk dayak asli dan juga menyusuri hutan dan sungai2 kecil... Tak terbayangkan.... seru... Sangat seru selama dalam perjalanan, walaupun ada beberapa kejadian yang tidak enak seperti Onny terantuk akar yang mengakibatkan tas kameranya kotor.. Mami yang terpeleset dan sedikit membuat memar. Dan beberapa teman yang sudah tampak kelelahan. Tapi kita semua tidak putus asa. Santai asal selamat. Sekitar 7-8 jam kita menyusuri hutan dan sungai yang diselingi istirahat2 kecil.
Akhirnya sampai juga di air terjun Haratai, tapi sebelum kita makan siang di rumah Iwan dengan menu alakadarnya tapi wuenak tenan.... kangen sama sambelnya... mantaps.... Pulang dari air terjun kita naik ojek yang hanya di tempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit ke tempat kita menginap, rumah Zainal. Acara berikutnya adalah body rafting bagi yang ingin, sedangkan aku memilih main air di sungai sekaligus mandi... seperti semalam... mandi di sungai... dingin tapi seger banget.
Sore hari kita akan kembali lagi ke hotel pertama kita menginap... tapi sebelumnya kita akan malam. Kali ini makan malam dengan menu seperti di Jakarta dan tempat2 lainnya, pecel lele, ayam atau ikan.
Hari kedua. Jam 5 pagi kita akan menuju pasar terapung. Cuaca kali ini kurang begitu bersahabat. Hujan gerimis mengiringi kita. Tapi menambah seru... Kita tetap semangat..... Icip2 makanan2 khas yang dijajakan di pasar terapung tak lupa kita lakukan. Murah meriah. Selesai mengunjungi pasar terapung kita kembali ke hotel dan akan bersiap2 menuju Desa Penambangan di Martapura, Pasar Tradisional Martapura dan juga menuju riam kanan. Di Desa penambangan martapura kita melihat bagaimana proses pendulangan batu2 perhiasan yang akan di jajakan di Pasar Martapura. Di Pasar Martapura kita pada belanja oleh2. Tak lupa, aku shalat dzuhur di masjid Martapura (yang masuk TV... xixixi) Megah itulah kesan aku terhadap Masjid tersebut. Jam 2 kita bersiap2 dari Martapura menuju riam kanan. Kesan pertama ketika aku sampai kesana seperti di danau toba dan terdapat pulau berpenghuni seperti samosir (walaupun belum pernah kesana... kasian ya....). Ternyata begitu sampai di Riam Kanan sedang akan dilansungkan acara ABRI. Dengan di komandanin oleh Mami kami pun ikut meramaikan... ikut berbaris layaknya penduduk yang akan menyambut Danrem setempat berkenalan dengan beberapa anggota...
Ketika Danrem datang pun kita ditanyakan dari mana, dengan tegas mami menyambut kita dari berbagai daerah di Jakarta... Mungkin karena tidak menyangka kita pun akan dijadikan tamu khusus dalam acara makan malam disana. Tapi sayang... waktu kami disana terbatas. Kami pun kembali ke dermaga riam kanan dengan di kawal oleh salah satu anggota. Takjub....:D
Dan malamnya pun kita sempatkan nongkrong di jembatan barito. Dan ditutup dengan makan lontong orari dan belanja oleh2 di angkasa.
Hari ketiga. Pagi jam 5 kurang kita sudah bersiap akan menuju pasar terapung, tapi dengan lokasi tempat yang berbeda. Seperti kita di pasar terapung kemarin, kita pun icip2 makanan kembali. Yang diakhiri makan pagi di rumah makan soto pak amed... soto banjar, salah satu makanan khas banjarmasin. Karena pada hari ketiga ini adalah hari terakhir, pulang dari soto pak amed pun kita jalan sesuai keinginan masing. Ada yang pulang langsung ke hotel ataupun belanja oleh2 kembali ke pasar lama disana. Beberapa ada yang terbang dengan pesawat siang, sedangkan aku sore ditemani oleh 10 temanku lainnya. Akhirnya setelah chekout dari hotel untuk menghabiskan waktu kita pergi ke toko kaos Hy-Munk, pergi ke jembatan barito, bernarsis ria di Masjid Raya Banjarmasin, klenteng dekat banjarmasin, menambah belanja oleh-oleh di Citra Sasirangan dan Dayak. Akhirnya jam 20.00 aku tiba di Jakarta, jam 10 malam tiba di rumah dengan selamat.
To:
1. Zainal thanks banget yach sudah menjadi tuan rumah yang baik selama kita disana. Dan kita jadikan basecamp pula rumahnya.
2. Anas dan miftah thanks banget sudah mengerange dan menjadi team leader kita pada trip kali ini
3. Septri dan Dolly thanks banget udah beliin tiket gw berangkat dan pulang
4. Sophie thanks banget udah chek in gw..... akhirnya keburu juga yach... untuk tiketnya delay
5. All friends trip thanks banget... Nice trip... mami gimana? Dah sembuh khan?

Kep. DERAWAN


Terkadang kita perlu pembuktian untuk menjadi saksi betapa sempurna lukisanNya di bumi ini. Yang membuat kotor adalah tangan2 kita, manusia yang terkadang begitu serakah ingin memiliki semuanya.

Derawan, sebuah pulau yang terletak di semenanjung utara perairan laut Kab. Berau, Kalimantan Timur yang terdiri dari 31 gugus kepulauan (wikipedia). Terumbu karang di Kep. Derawan mempunyai spesies hingga 460 sampai 470 dan ini menunjukkan bahwa ini menjadi kekayaan biodeversitas nomor dua setelah raja ampat.

11 orang, tentunya dengan aku akan pergi kesana. 6 orang berasal Kalimantan Timur dan 5 orang lagi berasal dari Jakarta (termasuk aku).

Janjian dengan seorang temanku di Stasiun gambir untuk naik Damri menuju bandara soekarno-hatta. Ya... kita hanya berdua, dikarenakan temanku dari jakarta ada yang naik pesawat pagi, petang dan juga malam hari. Bada’ Ashar kita berangkat menuju ke bandara untuk naik pesawat menuju balikpapan pukul 18.45.

Tiba di bandara kita dijemput oleh 2 orang teman dari Jakarta dan 1 orang teman dari Kalimantan Timur. Kita akan bermalam dulu di balikpapan karena sudah larut. Pagi hari kita berenam (1 temanku tiba malam) menuju ke samarinda dengan lama perjalanan 2,5 jam, sebagai titik point pertemuan sebelum kita berangkat menuju Derawan.

Tibalah saatnya kita menuju bandara Temindung untuk naik pesawat Trigana ke bandara Kalimarau di Tanjung Redep yang akan kita tempuh selama 45 menit. Setelah itu kita juga menempuh jalan darat menuju dermaga Tanjung Batu dengan waktu 2,5 jam yang sudah dicarter sebelumnya sama temanku untuk mengantar dan menjemput kita. Hikz... bisa dibayangkan lama perjalanan kita dari pagi hari.

Setelah sampai di dermaga Tanjung Batu kita akan menaiki speed boat yang sudah kita carter selama perjalanan kita di Kep. Derawan, menuju Pulau Maratua, salah satu gugus Kep. Derawan dengan jarak 1,5 jam perjalanan air. Kita akan menginap semalam disana. Di Maratua Resort, resort yang dimiliki oleh orang Malaysia. Indonesia? Jangan berharap. Takjub... kesan pertama begitu sampai disana pada sore hari, bening... banyak ikan dan biota laut yang lain yang bermain di dekat resort tersebut.

Langit mendung, menjadi halangan bagi teman2ku yang ingin mengabadikan matahari terbenam di Maratua. Hanya kata sabar... mudah2an besok pagi kita bisa mengabadikan matahari terbit di Maratua. Akhirnya untuk melipur lara melakukan aktivitas sesuai keinginan kita. Ada yang berenang, berphoto2 ria dan juga ada yang merenung, merasa terkesima dengan indahnya pulau maratua. Fasilitas kamarnya pun, bagus. Sambil berkhayal.... kalau kamarku seperti ini. :D

Pagi2 pun tiba. Udara cerah bersahabat, tapi sayang matahari tertutup awan seperti malu ingin menampakkan dirinya. Yach... akhirnya seperti kemarin, kita berphoto2 kembali... *narsis mode on*

Pagi jam 9, setelah kita sarapan kita akan berangkat mengunjungi pulau kakaban, payu2 dan juga pulau sanglaki. Dan kita akan bermalam di Pulau Derawan untuk 2 malam. Pulau kakaban, pulau indah yang misterius menurutku, berpenghuni ubur2 air tawar yang tidak menyengat, hanya terdapat 2 tempat di dunia ini. Pulau Sanglaki, pulau untuk penangkaran penyu. Dan tak jauh di tempat tersebut ada habitat ikan manta (sejenis ikan pari) yang hidup di perairan tersebut. Kalau di pulau payu2 terdapat sebuah menara, entah fungsinya untuk apa. Jarak antar pulau ke pulau kurang lebih kita tempuh 1 jam perjalanan. Tibalah kita sore hari di Pulau Derawan, salah satu gugus kep. Derawan. Acara kita di pulau derawan selama 2 hari adalah melihat penyu, berenang, snorkling dan tidak ketinggalan photo sesion. :D

Kita akan chek out dari Pulau Derawan minggu pagi. Seperti waktu kita menuju balikpapan, 5 orang Jakarta (termasuk aku) pun akan pulang dengan pesawat yang berbeda.

Terima kasih untuk teman2 seperjalananku ke Kep. Derawan dan juga para guide serta driver yang mengantarkan kami. Untuk acu n akam, thanks a lot sudah menjadi tuan rumah yang baik. Jangan kapok yach... :D

Kawah Putih - Ranca Upas - Patenggang

Jalan-jalan kali ini tanpa rencana apa-apa. Cuma keinginan untuk menghabiskan liburan yang lumayan panjang. Jumat sampai dengan minggu. Melihat status teman-teman di facebook pun bikin tergerak.... iri terhadap mereka yang lagi sibuk packing dan akan jalan itu juga salah satu pemacu untukku, menikmati alam Indonesia.
Kamis malam pun masih belum pasti aku akan atau tidak. Dan dengan siapa aku akan perginya. Aku hubungi temanku di Bandung untuk menemaniku jalan-jalanku kali ini. Deal... dia setuju. Aku juga menghubungi temanku di Jakarta untuk ikut, dia pun setuju untuk gabung. Rencana hanya bertiga. Karena salah satu temanku tidak bisa ikut gabung. Semua kepastian akan aku kabari hari Jumat pagi.
Jam 8 pagi hari Jumat ijin pun sudah kudapat. Kuhubungi teman-temanku, baik di Bandung maupun di Jakarta. Deal, kita jadi akan berangkat. Jam 8.30 aku janjian bertemu dengan temanku di stasiun Jatinegara untuk naik kereta menuju Bandung. Sore hari akhirnya aku dan kawanku tiba di stasiun Bandung. Menanti temanku dan kita akan siap melakukan perjalanan menuju kawasan Ciwidey.
3 kali naik angkot dari stasiun untuk menuju kawasan ciwidey. Sampai disana sudah maghrib... bingung untuk mencari penginapan, akhirnya kita putuskan untuk makan malam terlebih dahulu sambil berpikir tentang penginapan. Akhirnya kita naik ojeg untuk menuju penginapan yang di recomended oleh kawan-kawan di blogspot. Ternyata penuh. Malang... dan bingung. Sabar... mungkin itu kunci perjalanan kali ini. Akhirnya kita susuri penginapan dengan berjalan kaki, kita tanya ke salah satu penginapan tak jauh dari penginapan yang di recomended oleh teman-teman blogspot. Masih ada satu kamar. Lega... Walaupun sedikit lebih mahal akhirnya kita putuskan untuk menginap disini. Lumayan juga tempat menginapnya. Besok pagi kita akan mulai menyusuri kawah putih, ranca upas dan pantenggang.
Jam 7 pagi kita putuskan untuk chek out dari penginapan dan akan mulai menuju kawah putih. Dengan menggunakan angkot kita menuju kawasan kawah putih. Sampai disana ternyata tiket kawasan kawah putih lumayan mahal. Rp.25.000 untuk sekali masuk dengan diantar pulang dan pergi oleh bus kecil menuju pintu dekat kawasan. Sampai disana masih lumayan sepi dikarenakan kita berangkatnya masih pagi. Lalu kita mulai berjalan-jalan di kawasan tersebut sambil menikmati indahnya kawah putih dan tak lupa mengabadikannya dengan berphoto di lokasi. Sudah puas dengan melihat, tiba-tiba kita melihat ada petunjuk untuk menuju kawah saat. Jarak tempuh hanya 2 km, terlihat di arah petunjuk tersebut. Akhirnya kita sepakat untuk melihat kawah saat juga. Ternyata jalannya tidak seperti menuju kawah putih yang hanya 500 meter saja. Cukup melelahkan jalan menuju kawah saat... sedikit menurun, tiba-tiba tanjakan... kurang lebih 30 menit kita menyusuri jalan setapak menuju kawah saat. Kita bertemu dengan 2 orang yang kembali pulang setelah mereka menyusuri jalan setapak ini kurang lebih hampir 1 jam. Karena mereka tidak menemukan tanda menuju kawah saat akhirnya mereka memutuskan kembali lagi. Setelah melihat cerita orang tersebut akhirnya kita memutuskan untuk turun. Ya... kawah saat, suatu saat mungkin kita akan kembali lagi untuk menikmati keindahanmu.
Sebelum menuju ranca upas kita memutuskan makan terlebih dahulu di kawasan ciwidey. Lumayan murah untuk ukuran nasi rames.... Setelah itu kita menaiki angkot kembali menuju pintu masuk kawasan ranca upas. Tiket masuk menuju kawasan ranca upas Rp.6.500. Temannya tenang, dan boleh untuk mendirikan tenda di kawasan tersebut. Dan juga terdapat penangkaran rusa. Bersantai-santai di kawasan ini begitu terasa indah. Udaranya pun terasa sejuk. Seandainya waktu dan kita membawa tenda mungkin kita akan mendirikan tenda untuk menikmati udara dan alam di kawasan ranca upas ini.
Satu target lagi perjalanan hari ini, patenggang. Sebuah danau di kawasan ciwidey. Terlihat begitu ramai sekali disana, mungkin karena kita sampainya sudah siang menjelang sore hari. Akhirnya kita mencari tempat berbeda untuk menikmati alam di kawasan patenggang. Tak lupa secangkir kopi menemani kita. Dan photo-photo pun kita lakukan untuk dokumentasi perjalanan kita.
Sore hari akhirnya kita akan kembali lagi ke Bandung untuk beristirahat dan bermalam disana. Karena esok hari kita akan menuju curug cimahi.
Jam 9 pagi sesudah berberes dan berkemas barang-barang, kita jalan menuju kawasan lembang untuk melihat curug Cimahi. 3 kali angkot lagi kita menuju kesana. Udaranya juga sejuk. Tapi sayang begitu sampai disana tertulis *TUTUP* pada loket masuk dengan biaya Rp.4.000 kalau kita akan kesana. Setelah aku tanya ternyata curuh Cimahi tutup dikarenakan longsor. Ya.. mungkin nanti kita akan kembali lagi ke sini. Akhirnya kita jalan-jalan di seputaran Bandung sekalian menuju Stasiun Kereta Api. Sampai di Stasiun kereta api ternyata tiket hari ini seluruh jadwal keberangkatan telah habis. Telpon travel pun ternyata habis. Akhirnya kita memutuskan untuk makan terlebih dahulu di depan Stasiun, rumah makan Warung sate.Sambil makan aku dan temanku akhirnya memutuskan untuk naik bus pulang ke Jakarta dari terminal leuwi panjang menuju pulo gadung.

Thanks to:
Onny: dah mau ikut bu dan jadi temen jalan walaupun.... :D *rahasia mode on*
ryo: tuan rumah yang baik selama di bandung