Selasa, 28 September 2010

ALTERNATIF REKREASI MURAH DI JAKARTA


Ternyata Jakarta juga banyak memiliki tempat rekreasi untuk dikunjungi. Ada Taman Mini Indonesia Indah dengan kumpulan museum, pusat peribadatan, snowbay dan lain-lain; Ancol dengan Dufan, seaworld, gelanggang samudera, gelanggang renang dan masih banyak lagi; Museum-museum; Kota Tua yang sekarang banyak diminati oleh para kawula muda untuk sekedar belajar photo, kumpul-kumpul atau sekedar melihat-lihat saja; Ragunan dengan kumpulan binatang-binatang baik dari Indonesia ataupun luar negeri; atau sekedar melihat monument-monumen di pusat kota. Dan masih banyak lagi tempat rekreasi yang banyak dan bisa kita kunjungi di akhir minggu.
 Schedule trip minggu ini berantakan, mungkin memang belum diberi kesempatan untuk berkunjung ke Pulau Biawak, padahal sudah 2 bulan rencana ini dibuat dengan serapih-rapihnya. Ternyata kendala non teknis terjadi, aku harus tetap berada di Jakarta. Tiba-tiba temanku mengajak aku pergi ke ragunan untuk mengisi liburan kali ini. Sempat berpikir, iya atau tidak. Akhirnya aku iyakan sekalian aku belajar photo disana kepada temanku.
Jam 7 pagi aku berangkat menggunakan busway melalui rute pasar genjing – dukuh atas – ragunan dengan tiket hanya Rp.3.500/orang. Janjian dengan kawanku di depan loket masuk ragunan. Jam 8 kurang akhirnya kita bertemu dan siap-siap berkeliling di dalam ragunan dengan tiket masuk hanya Rp.4.500/orang.
Dari kandang harimau putih, harimau jawa, singa, beruang dan binatang-binatang yang lain kita kunjungi. Tak terasa sudah 2 jam kita sudah berkeliling di dalam ragunan. Seorang pedagang pecel tampak menggiurkan. Akhirnya kita memutuskan untuk beristirahat dulu sambil memakan pecel di bawah pohon rindang. Sejuk sekali udara hari ini. Sambil makan kita melihat-lihat photo hasil jepretan kita
Tak terasa ½ jam sudah berlalu. Setelah membayar makanan sebesar Rp.23.000/berdua, kita memutuskan untuk berkeliling kembali. Kandang burung kali ini target kita. Berkeliling melihat burung-burung cantik yang terdapat di kandang burung ragunan. Ada berbagai jenis kakaktua, merak, elang dan burung-burung yang lain. Tak terasa, sedang asyiknya aku photo, tiba-tiba bateraiku habis. Mungkin memang sudah cukup photo-photoku kali ini. Akhirnya aku menunggu temanku selesai photo.
Tak terasa jam 12 sudah. Adzan dzuhur berkumandang. Satu persatu pengunjung mulai membanjari ragunan. Kita akhirnya memutuskan untuk pulang. Sudah 4 jam lebih kita berkeliling. Kita naik busway kembali untuk pulang. Jangan ragu untuk memilih tempat rekreasi, dan jangan lupa untuk menyesuaikan kondisi keuangan. Ragunan adalah salah satu alternative rekreasi murah di kota Jakarta. Dengan berbekal uang di bawah Rp.30.000/orang kita sudah bisa kesana.

Senin, 27 September 2010

P.M.K.S

Kali ini bukan melihat hijaunya hutan, pasir putih yang menghampar di pinggir lautan serta beningnya air sungai atau apapun tentang keindahan alam Indonesia. Dari panti ke panti kali ini kakiku menjajakan kembali setelah lebih dari 3 tahun pernah berkunjung ke beberapa tempat yang sama. Panti-panti yang di kelola oleh Pemda DKI Jakarta di bawah koordinasi Dinas Sosial.
Ajakan temanku ingin kunjungan lapangan melihat kondisi beberapa panti dan penanganan yang diberikan oleh Pemda DKI Jakarta serta merta aku iyakan saja. Berempat kami dari kantor berangkat ditemani oleh 3 orang wakil dari Dinas Sosial selaku penanggung jawab masalah penanggulangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
sang ibu mencuci
Target kita ada 5 hari ini, yaitu PSTW Usada Mulia 5 yang terletak di Cengkareng (=menangani lanjut usia, tapi pada kenyataannya juga banyak penyandang masalah kesejahteraan social yang lain); PSTW Budi Mulia 2 Cengkareng (=menangani lanjut usia); PSBI Bangun Daya 1 Kedoya (=menangani hasil razia yang nantinya akan dipilah berdasarkan criteria); PSTW Budi Mulia 4 Margaguna (=menangani lanjut usia); dan PSPP Khusnul Khotimah Serpong (=menangani masalah korban narkoba).
Satu persatu tempat kita datangi untuk melihat kondisi bangunan dan juga masalah penanganan yang telah di terapkan. Permakanan panti yang semula hanya 15.000/orang/hari sekarang sudah meningkat sekitar 21.000/orang/hari (sesuai dengan kriteria BPS). Tak ada senyum ketika kita melihat berkunjung kesana, yang ada hanya ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, ternyata kita masih diberikan lebih baik daripada mereka (menurut kacamata kita).Beberapa kali rintik hujan mengiringi perjalanan kita. Tak patah semangat untuk memberikan dan melihat kondisi para PMKS yang ditangani oleh Pemda DKI Jakarta kita lihat. Pola penanganan semaksimal mungkin dilakukan, dari mulai perawatan, kebersihan hingga apabila ada PMKS yang sakit (akan segera dibawa ke rumah sakit terdekat) ataupun PMKS yang meninggal, diberikan pelayanan secara cuma-cuma oleh Pemda DKI Jakarta. 
Bahkan disini pun PMKS mendapatkan pelatihan keterampilan secara cuma-cuma. Kondisi gedung pun diperhatikan, beberapa kondisi bangunan yang sudah/mulai roboh akan segera diprioritaskan untuk dianggarkan agar pada tahun 2011 kondisi bangunan akan lebih baik dari kondisi yang ada. Semoga penanganan para PMKS dari tahun ke tahun akan semakin lebih baik.